Amarah Kesiangan

Senin, 18 Maret 2013
Baiknya kusumpal saja mulut ini. Sebab kata-kata telah menjadi sedemikian kalap. Seperti hujan yang senantiasa luruh di pelataran. Hantarkan beribu getir yang menggelombang. Serupa itu pula tutur katamu menghakimi. Seolah aku ini penjahat super yang tak pantas beroleh ampun. Padahal di antara luasnya samudera bahasa selalu kupilih kata-kata yang paling lugu untuk kujadikan sesaji dalam ritual percakapan kita.
Namun kau telah sebegitu angkaranya. Menandak-nandak dalam buncah amarah. Hingga lenyap segala awan sejuk dari kepala. Ah, ingin rasanya aku tenggelam serupa pasukan Firaun di Laut Merah. Biar kecamuk badai di otakku ikut kandas digerus ombak.
Sama sepertimu aku manusia juga. Punyai api meski sekadar di dalam sekam. Kelak ia kan berkobar-kobar jingga bila selalunya kau sulut murka. Maka baiknya kusumpal saja mulut ini. Sebab kata-kata telah menjadi sedemikian kalap. Bersiap terhujam ke arahmu.

2 komentar:

  1. Ria Tumimomor mengatakan...:

    mudah2an bukan kepadaku

  1. Unknown mengatakan...:

    tentu saja bukaaann ;)

Posting Komentar