The Expected One (Review Buku)

Senin, 25 Maret 2013
Dia Yang Dinantikan (The Expected One) - Magdalene Line Series Book 1Dia Yang Dinantikan (The Expected One) - Magdalene Line Series Book 1 by Kathleen McGowan

My rating: 2 of 5 stars


Novel ini pasti saudara kembarnya The Da Vinci Code, hanya saja berjenis kelamin perempuan. Mengungkap kisah hidup Yesus lewat sudut pandang Maria Magdalena. Penuh intrik dan misteri. Konon, Maria Magdalena merupakan istri sah dari Yesus yang dia sebut sebagai Easa. Dan dari Easa pula, Maria Magdalena memiliki dua orang anak dan satu orang anak dari pernikahan sebelumnya bersama Yohanes Pembaptis. Sampai di sini sudah cukup kontroversial kan bukunya?
Cerita kemudian berpusat pada Maureen Paschal, seorang penulis berkebangsaan Amerika yang menulis sebuah buku tentang perempuan-perempuan yang -menurutnya- telah ditulis secara tidak adil dalam sejarah seperti Marrie Antoinette dan juga Maria Magdalena. Lewat buku itulah Maureen dikenal secara luas dan menarik perhatian Berenger Sinclair, seorang kaya raya pemimpin sebuah sekte pemuja Maria Magdalena.
Halaman-halaman awal buku ini saya lewati dengan sangat mulus, terlebih karena saya memang sangat menyukai novel-novel dengan genre seperti ini, terutama novel-novel karangan Dan Brown. Namun makin ke dalam makin saya merasa jenuh, bosan, dan tidak berminat untuk terus membacanya (ffyyuuhh, syukurlah saya masih bisa memaksakan diri). Tema yang disuguhkan sebenarnya sangat aduhai alamak semlohay, namun bagi saya Katlheen McGowan kurang sukses mengeksekusi tema yang aduhai alamak semlohay itu menjadi sesuatu yang cettarr membahana baddaaii, beda sama Dan Brown. Kelemahan utama buku ini menurut saya adalah ritmenya yang begitu-begitu saja alias tidak naik turun dan menegangkan seperti saudara kembarnya The Da Vinci Code. Konflik-konflik yang tertuang di dalamnya pun terkesan sinetron banget. Ala-ala opera sabun gitu deh. Belum lagi sang penulis yang merasuk terlalu jauh ke dalam karakter ciptaanya sendiri. Seolah dia adalah Maureen Paschal The Expected One, Dia Yang Dinantikan. BeTeWe, sang penulis memang menganggap bahwa dirinya adalah keturunan dari Maria Magdalena. We oo wee...
At least saya kasih dua bintang buat buku ini. Lumayanlah, gak parah-parah amat sampai saya mesti bilang i don't like this book.



View all my reviews

Ngudud di Angkot


Berulang kali saya tidak habis pikir dengan mereka-mereka yang seenak udelnya sendiri ngudud di angkutan umum. Apa sih enaknya ngudud di dalam angkot yang sempit? Apa mereka gak kasihan sama orang yang duduk di sebelah mereka? Selain tidak enak dihirup, udara yang telah tercemar asap rokok juga menyebabkan sesak napas secara instan. Bukankah mereka tahu kalau racun dari asap rokok itu bukan hanya akan menggerogoti kesehatan mereka saja, namun pasti juga meracuni orang sial yang duduk di dekat mereka.
Dalam asap rokok terkandung lebih dari 4000 bahan kimua beracun dan 43 senyawa karsinogenik (penyebab kanker). Maka sungguh dholim sekali manusia yang merokok di dalam angkutan umum sehingga menyebabkan orang yang tidak tahu apa-apa harus ikut menanggung akibat dari asap rokok yang dia nikmati. Seharusnya pemerintah secara tegas menerapkan peraturan pelarangan merokok di dalam angkutan umum. Spesifik aja deh Pak Pemerintah! Gak usah larang-melarang ngudud di tempat umum, cukup di dalam angkutan umum aja. Saya sampai sejauh ini masih bisa mentolerir orang yang merokok di foodcourt atau rumah makan atau mall atau jalan raya. Toh tempat itu luas dan mudah menghindari asap rokok di tempat seluas itu. Tapi di dalam angkot? Omaygaaaddddd... Sungguh tercela dia yang ngudud di dalamnya.
Saya gak anti orang yang merokok, saya juga gak pernah memusuhi mereka. Yang saya mau, merokoklah pada tempatnya! Sebagai manusia yang berbudi seharusnya para perokok paham akan aturan main yang tidak tertulis itu. Yuk, kita budayakan merokok dengan santun. Kan bisa tuh merokok di dalam kamar atau di teras rumah sambil ngopi-ngopi bareng teman dan sahabat. Asik kan kalau begitu. Daripada mesti memaksakan diri merokok di tempat sempit dengan resiko dimusuhin orang seangkot.

 "Dan sesungguhnya ngudud di angkot itu tiadalah menimbulkan kenikmatan melainkan kesengsaraan bagi manusia di sebelahmu. Maka dari itu bersegeralah kalian bertobat dan ngududlah pada tempatnya."


Wassalam  

Amarah Kesiangan

Senin, 18 Maret 2013
Baiknya kusumpal saja mulut ini. Sebab kata-kata telah menjadi sedemikian kalap. Seperti hujan yang senantiasa luruh di pelataran. Hantarkan beribu getir yang menggelombang. Serupa itu pula tutur katamu menghakimi. Seolah aku ini penjahat super yang tak pantas beroleh ampun. Padahal di antara luasnya samudera bahasa selalu kupilih kata-kata yang paling lugu untuk kujadikan sesaji dalam ritual percakapan kita.
Namun kau telah sebegitu angkaranya. Menandak-nandak dalam buncah amarah. Hingga lenyap segala awan sejuk dari kepala. Ah, ingin rasanya aku tenggelam serupa pasukan Firaun di Laut Merah. Biar kecamuk badai di otakku ikut kandas digerus ombak.
Sama sepertimu aku manusia juga. Punyai api meski sekadar di dalam sekam. Kelak ia kan berkobar-kobar jingga bila selalunya kau sulut murka. Maka baiknya kusumpal saja mulut ini. Sebab kata-kata telah menjadi sedemikian kalap. Bersiap terhujam ke arahmu.

Puisi dan Surat Cinta #PostcardFiction @Kampung Fiksi

Minggu, 10 Maret 2013
Hai hai, sesuai janji sebelumnya, kali ini saya posting lagi buat eventnya Kampung Fiksi yaitu #PostcardFiction Edisi Valentine. Ada dua postcard yang saya jadikan satu dalam postingan kali ini. Yang satu berupa puisi dan yang satu lagi adalah surat cinta.
Here they are:

Puisi Blue Theme
Title: Adiba

Surat Cinta Pink Theme
Title: Rindu